Langsung ke konten utama

Postingan

example pnft art project

 
Postingan terbaru

Kitab "fathul madjid" (kaunuhu hayyan) filsafat #17

Mengkaji Perspektif tentang tuhan berdasar kitab fathul madjid karangan syeikh nawawi al bantani. tidak terasa kita sudah sampai pada sifat yang ketujuh belas, yaitu sifat kaunuhu hayyan. Sifat yang ada pada Allah sejak azali yang membedakan sifat Hayyan. ALLAH bersifat Maha Hidup merupakan perkara yang punya kenyataan pada diri sendiri. Dalilnya sama dengan dalil sifat Hayyan. Ketika ALLAH bersifat Maha Hidup maka mustahil ALLAH bersifat Maha Mati. Sifat hidup bagi Allâh tidak ada permulaannya dan tidak ada akhirnya, karena sifat-Nya sempurna yang tidak ada kekurangan dari sisi manapun juga. DALIL AL-QUR’AN Sifat hidup bagi Allâh Subhanahu wa Ta’ala ditunjukkan dengan nama Allah, yaitu Al-Hayyu, artinya Dia Yang Maha Hidup. Nama Al-Hayyu Allâh sebutkan lima kali di dalam Al-Qur’an. Antara lain firman Allâh Ta’ala: اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ Allâh, tidak ada Tuhan (yang berh

Kitab "fathul madjid" (kaunuhu 'aliman) filsafat #16

Mengkaji Perspektif tentang tuhan berdasar kitab fathul madjid karangan syeikh nawawi al bantani.  tidak terasa kita sudah sampai pada sifat yang keenam belas, yaitu sifat kaunuhu aliman. Sifat ALLAH sejak zaman azali untuk membedakan sifat ilmu. Kaunuhu aliman = setuhune kang moho ngerti.  ALLAH bersifat Maha mengtahui itu merupakan perkara yangdapat diambil pelajaran yang hanya terjadi kenyataan pada diri sendiri saja. Dalil ALLAH Maha Mengetahui adalah dalil yang ada pada sifat ilmu. Ketika ALLAH Bersifat Maha Mengetahui maka mustahil bahi ALLAH bersifat Maha Bodoh. Dalil akal bahwa Allah Azza wa Jalla memiliki ilmu adalah bahwa Allah itu Pencipta, sedangkan selain-Nya adalah makhluk. Akal menetapkan bahwa Pencipta pasti mengetahui makhluk-Nya. Allah Azza wa Jalla telah mengisyaratkan hal ini dengan firman-Nya: أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Ma

Kitab "fathul madjid" (kaunuhu muriidan) filsafat #15

Mengkaji Menurut perspektif Ulama islam mengenai sifat tuhan ALLAH. Halo, kita ketemu lagi dalam kesempatan ini. mungkin kita akan langsung membahas tentang sifat yang ke limabelas, yaitu sifat kaunuhu muriidan. Mungkin yang penasaran dengan kitab fathul madjidnya, bisa baca kitab fathul madjidnya dulu. Disini kita hanya mengkaji dari isi kitab tersebut. Sifat tuhan ALLAH yang ke lima belas ini, sifat ALLAH sejak zaman azali/zaman yang sudah ada sejak adanya ada. Sifat ini sebenarnya sifat yang untuk membedakan irodah. Kaunuhu muriidan atau arti indonesianya MAHA BERKEHENDAK, merupakan perkara yang diambil manfaatnya yang tidak ada kenyataannya di luar bahkan ada dalam hati dan diri sendiri. Dalil ALLAH kaunuhu muridan itu sama dengan dalil ALLAH bersifat irodah (Bisa buka bab irodah). Ketika ALLAH bersifat kaunuhu irodah, maka ALLAH mustahil bersifat makruuha (maha membenci). Apa sebenarnya perbedaan antara maha berkehendak dan maha membenci?. kita analogikan manusia, manus

Kitab "fathul madjid" (kaunuhu qodroh) filsafat #14

Perspekif dari pemikir Islam. Sifat Allah yang keempat belas adalah kaunuhu qodroh, sifat Allah sejak zaman azali yang untuk membedakan qudroh. Allah Maha Kuasa itu menetapi qudroh juga merupakan perkara yang tidak ada kenyataanya di luar tempat, dan di luar hati, melainkan pada diri sendiri dan dalam hati saja. Kaunuhu qodroh (Allah Maha Kuasa). Tidak dikatakan seketika karena perkara yang benar tidak ada pada tengah-tengah wujud dan adam. Perbedaan antara seketika dala berfirman dengan perintah adalah kalau mempunyai kenyataan dalam hati, sedangkan mempunyai pernyataan dalam hati dan diri sendiri. Dasar kaunuhuqodroh (Allah Maha Kuasa) adalah dasar yang ada pada sifat qodroh (kuasa). Ketika Allah bersifat Maha Kuasa maka mustahil Allah bersifat Maha Lemah. Sekian pada kesempatan ini saya akhiri. mungkin ketika ada saran dan kritik mohon tulis dikolom komentar. terima kasih. shalom, namo budhayo, wassalamualaikum, namaste.

Kitab "fathul madjid" (kalam) filsafat #13 part 2

(SAMBUNGAN) sifat yang menempati Dzatnya ALLAH itu suci dari hal-hal tersebut. Sifat yang menempati Dzatnya ALLAH itu suci dari hal-hal tersebut. Sifat dahuilu yang menempati Dzatnya ALLAH tidak bisa dipahami dari lafadz lafadz mulia yang juga bisa menunjukkan arti. Sesungguhnya kalam ALLAH menyatu atas dua perkara : Ø   Sifat dahulu yang menempati Dzatnya ALLAH ini dibersihkan ndari permulaan, akhiran, huruf, suara, dan lain-lain. Ø     Lafadz yang diturunkan kepada Nabio kita yang kita sebut AL-QUR’AN. Orang yang bil;ang bahwa surat itu tidak termasuk kalam ALLAH maka orang itu kafir. Kalam ALLAH dengan makna yang akhir itu termasuk perkara bartu yang ALLAH jadikanb dalam Lauhil Mahfud. Juga dijadikan dalil untuk menunjukkan kalam ALLAH yang dahulu yang menempati Dzat ALLAH yang telah bersifatan seperti mnakhluk. Imam ahmad tidak senang mengatakan bahwa ALQUR’AN adalah makhluk karena dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman bagi orang yang bertanya tentang lafadz yang

Kitab "fathul madjid" (kalam) filsafat #13 part 1

Sifat yang kettiga belas adalah kalam (bicara/berfirman) Sifat bagi ALLAH yang   ada sejak azali   yang berhubungan dengan sifat wajib, mustahil dan jaiz, tapi hubungan ilmu dengan tiga siat tersebut merupakan hubungan inkasyaf (menjelaskan). Sedangkan hubungan kalam dengan tiga sifat tersebut merupakan huungan (dalil). Andai tirai hati dibuka dan kita mendengar sifat kalam maka pasti kita paham tentang perkara wajib, mustahil   dan jaiz. Arti hubungan klam dengan Dzatnya ALLAH adalah menetapkan kesempurnaan zat. Firman ALLAH : WALLAHU BIKULLI SYAI’IN ‘ALIIM. LAISA KAMISLIHI SYAI’UN WAHUWA SAMI’UN BASHIR. Arti hubungan kalam dengan perkarra mustahiil adalah mencertakan dengan tidak adanya seperti istri dan anak. Firman ALLAH : Wa lam takun lahu shohabbah Subhanahu ayakuna lahu walad Wa lam yakun lahu syarikun filmulk. Arti hubungan kalam dengan perkara jaiz adalah ALLAH menceritakan kekuasaan-Nya atas mewujudkan atau tidak mewujudkan. Fi